Oleh: sastrosuwiryo | Juni 28, 2009

PEMAKAIAN KATA TIDAK BERGEMING DAN ACUH

Ungkapan pernyataan tidak bergeming sering digunakan seperti pada kalimat berikut.

  • “Politikus itu tetap tidak bergeming pada pendirian yang diyakininya”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata bergeming berarti ‘diam saja atau tidak bergerak sedikit juga’. Kata bergeming yang dikaitkan dengan pendirian berarti ‘tidak berubah’. Ungkapan pernyataan tidak bergeming berarti ‘tidak tidak berubah’ atau ‘berubah’. Atas dasar makna kata itu, penggunaan ungkapan pernyataan tidak bergeming dalam kalimat tersebut tidak tepat. Pernyataan yang benar adalah sebagai berikut.

  • “Politikus itu tetap bergeming pada pendirian yang diyakininya”.

Kesalahan serupa terjadi pada pemakaian kata acuh seperti yang terlihat pada kalimat berikut.

  • “Selama ini sikapnya acuh saja terhadap lingkungannya”.

Jika kita lihat makna kata acuh itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertiannya sama dengan peduli. Selain dibentuk menjadi mengacuhkan, kata acuh juga dipakai dalam bentuk acuh tak acuh dengan arti ‘tidak peduli’. Selain bentuk acuh tak acuh, muncul pula pemakaian kata acuh dengan arti yang sama. Sebagai akibatnya, banyak orang yang beranggapan bahwa kata acuh berarti ‘tidak peduli’ seperti pada kalimat contoh di atas, yang seharusnya digunakan acuh tak acuh, sehingga kalimatnya menjadi

  • Selama ini sikapnya acuh tak acuh saja terhadap lingkungannya.

Kata mengacuhkan berarti ‘memedulikan’ atau ‘mengindahkan’. Oleh karena itu, pemakaian kata mengacuhkan pada kalimat berikut tidak tepat.

  • Kesemerawutan lalu lintas itu terjadi karena banyak pemakai jalan yang mengacuhkan rambu-rambu lalu lintas.

Pada kalimat itu seharusnya digunakan tidak mengacuhkan.

Sumber : Buku Praktis Bahasa Indonesia 2, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional


Tanggapan

  1. tulisan saya cari nih!!! tepat sekali apa yang anda tuliskan…
    saya sempat buka kamus dan membaca arti dari kata acuh dan ternyata hm selama ini banyak orang terjebak dalam makna yang sebaliknya…

    thanks atas tulisannya, mohon ijin untuk salin tempel ya….

    salam acuh

    http://agungsmail.wordpress.com

    —-> Silakan, semoga bermanfaat.

  2. Terimakasih, mudah-mudahan masih banyak yang peduli dengan perkembangan bahasa kitasendiri. Saat ini banyak sekali generasi muda yang terjebak dengan yang disebut “bahasa gaul”, sehingga sering terjadi salah pemakaian kata dalam bahasa Indonesia, terlebih lagi dalam penggunaan kata dalam syair-syair lagu yang pada akhirnya nanti akan mengakibatkan kesalahan mengartikan kata dalam bahasa Indonesia dalam skala luas, khususnya pada generasi muda.

    Sekali lagi saya mengucapkan terima kasih untuk tulisan ini.

  3. Oh iya ya…? Tahun 93 sy kedatangan teman, Yuko. Dia bwa souvenir kecil bersampul koran, katanya “I bring u Japanese tape”. Wah senangnya dpt ‘tep’ krn blm punya, bisa nyetel lagu2 keroncong lama ni, tapi koq kecil ya? Ah Jepang ni kan canggih, alat elektrnik kecil2, gitu pikir ku. Langsung ku cari dulu kaset2 utk tes tep baruku. Kaget bukan main rupanya benda itu kaset lgu tradsnl Jpn. Nah lo, siapa yg salah? Aku mrenung dmn salahku. Rupanya Yuko itu benar, benda yg kita namakan kaset itu dia namakan tape. Bukankah tape artinya pita?

  4. wah, makasih, nih, selama ini saya bingung tentang kata ‘bergeming’ itu

    ===> Sama-sama, semoga bermanfaat.

  5. Waduuuh… ! Berarti saya pernah “menciptakan” Pengalaman Bodoh…
    Saat itu saya membaca Judul Berita yang menggunakan kalimat Bergeming, dengan arti sebenarnya seperti pada posting ini.
    Karena saya merasa aneh (menganggap salah) dengan penggunaan kalimat tersebut, kemudian saya memberikan Koreksi pada Pemimpin Redaksinya yang kebetulan teman akrab…
    Ajaibnya, si Pimred menerima koreksi saya yang ternyata salah, dan kemudian menegur Redakturnya.
    “Lain kali kalau menggunakan kalimat, lebih hati-hati, ya…”, tegur sang Pimred pada Redakturnya…
    Sumpah, saya baru tau disini, soal Bergeming itu…
    Terimakasih atas pencerahannya…

  6. wah, terimakasih penjelasannya. Berguna banget buat saya. soalnya kata ‘acuh’ keluar dalam ujian bahasa indonesia, saya sewaktu menjawab agak ragu juga dengan kata acuh. alhamdulillah setelah membaca tulisan ini dan mengetahui apa arti kata acuh yang sebenarnya, saya jadi yakin kalau jawaban ujian saya benar 🙂

  7. Ada lirik lagu yang bunyinya “dosa apa yang telah ku lakukan? Hingga kini aku engkau acuhkan”
    padahal itu lirik lagu
    tapi pemakaian bahasanya rancu
    —> Iya. Memang banyak pemakaian kata dan istilah dalam bahasa yang rancu. Namun, kerancuan itu telah menjadi kesalahan umum sehingga jarang kita menyadarinya.

  8. Semakin jelas dengan infonya. Tks

  9. […] Ini bukan tentang dirgahayu saja. Banyak kata yang terdengar lumrah dan jamak digunakan, ternyata artinya malah sebaliknya. Misalnya tak bergeming, untuk menjelaskan tak bergerak. Padahal geming itu berarti tak bergerak. Lalu acuh, sering diartikan tidak peduli. Padahal kata acuh itu memiliki arti peduli. Ini, ada tautan yang bisa jadi referensi. Buka di sini dan di sini. […]

  10. Sudah lama mata saya risih sekali saat melihat pemakaian kedua kata ajaib ini di media massa. Bahkan surat kabar nasional pun salah dalam penggunaan kata acuh dan bergeming ini. Terimakasih dan ijin copas, Gan. Hehehe. 🙂


Tinggalkan Balasan ke gus Batalkan balasan

Kategori